Pernah kehilangan kacamata dua kali itu
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan kacamata ketiga. Kacamata
yang ketiga yang telah lama terpakai ini pun mulai menunjukkan ketidak nyamanan
entah mata ku yang udah mulai bertambah minusnya, atau lensa kacamatanya yang
mulai tergores debu. Ada keinginan untuk mengganti lensa kacamata ku, akan
tetapi sekalipun di ganti kelak akan rusak lagi oleh waktu, pesimisku mulai
mengganggu. Salahku yang tak pernah merawat kacamata ini, hanya di pakai
sekenanya, menaruhnya tanpa hati hati. Membiarkanya berdebu tanpa komunikasi,
membiarkanya tergeletak di lokasi yang tak seharusnya, Kesalaham yang sama
dengan kedua kacamataku yang telah lama hilang.
Apakah aku harus mengganti kacamata keempat?
atau tetap dengan kacamata ketiga ini?. Hati kecilku ingin tetap memakai
kacamata ketiga ini. Kacamata ini lah yang memperkenalkan duniaku lebih luas,
lebih jelas, lebih indah, kacamata yang membantuku menyapa duniaku, kacamata
inilah yang pertama yang selalu tergantung di telingaku menatap sinar pagi,
menatap kelamnya mendung awan, yang selalu menemaniku hingga mata ini mulai
lelap. Terlalu banyak memori dalam kacamata ini, sulit memang walau hanya untuk
sekedar mengganti.
Aku berharap kacamata keempat hanya sebagai
opsi, karena memang belum ada yang bisa mengganti kacamata ketiga ini. Mungkin
aku tidak akan lagi memakai kacamata ini, sampai aku siap untuk memperbaiki
kacamata ini, mengganti lensa yang telah tergores ini, kelak akan kuganti.
Cukup akan kusimpan kacamata ini di tempat yang aku ketahui, di tempat yang
bisa aku amati, di tempat yang setiap saat akan ku bersihkan dari debu, dari
hal hal yang bisa merusak kecamata ini.
“Biarkan waktu yang
mampu membuatku harus memakainya kembali atau menggantikanya dengan kacamata
baru yang belum tentu pas dengan mataku (lagi-lagi pesimisku mengganggu)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar