Ponorogo, 25 September 2016 8:20 pm.
Malam ini hujan terlihat malu, ia
enggan muncul setelah beberapa hari yang lalu terus muncul seperti benalu.
Derasnya yang muncul tanpa aba-aba, derasnya yang muncul tanpa menyapa,
derasnya yang datang ketika kau mulai terlihat pilu. Hujan tak lagi membuatmu
tertawa girang seperti bocah-bocah seragam putih-merah yang berlari tanpa alas kaki, hujan tak lagi menggiringmu untuk menengadahkan tangan merasakan tetesan hujan
yang turun dari sela-sela ujung genteng warung yang telah tutup ketika kau
berteduh. Kali ini hujan dengan nakal menambah masa-masa surammu, masa
berkabung dengan apa yang telah datang padamu.
Sangat jarang sekali bibirmu
melempar senyum, binar-binar matamu mulai pudar, kau berlalu seperti punggungku
beberapa tahun yang lalu, kaku. Mungkin aku pernah merasakan apa yang ada dalam
perasaanmu, tapi aku tidak pernah tahu betapa sakitnya dirimu, yang aku tahu
bahasa tulisan apapun tak sanggup mewakili perasaan sakitmu.
Perpisahan memang seperti itu,
tak pernah direncanakan, dan hanya datang membawa pilu. Kesedihan, itu pasti,
Tangis, mungkin itu perlu, Bergerak maju, satu cara yang memang perlu.
Aku mungkin akan mengatakan
seperti orang lain katakan padamu:
“Masih ada orang sekitarmu yang
akan menguatkanmu” atau ”Masih ada orang yang hebat dibangdingkan dengan yang
dulu”.
Aku tak seperti itu, bergerak
maju tak semudah itu, aku tahu itu. Kau hanya perlu menikmati itu, hingga kau
merasa bosan dengan hal-hal seperti itu, yang membuatmu sendu ketika tetesan
hujan mengalir di jendelamu, bukan lagi yang membuatmu rindu dengan aroma tanah
basah setelah hujan yang turun menghampirimu.
Lakukanlah apa yang menurutmu
mampu menghiburmu, yang mampu melupakan luka yang membebani hatimu, meskipun
akan kembali datang ketika selesai menghiburmu, yang akan muncul ketika lampu
kamarmu mati sebelum tidurmu, yang tanpa paksaan hadir ke dalam lelapmu,
memaksamu untuk mengingat hal-hal yang telah lalu. Berdoalah agar diberikan
yang terbaik bagi dirimu, hingga kau melewatkan masa masa kelammu. Hingga
senyummu hadir melegakan hari-harimu.