Kamis, 10 Maret 2016

I Don't Know What To Do, 'Cause I'll Never Be With You


Wanita cantik hari ini 10 Maret 2016, 21:02.

     Sesosok wanita dengan dress sopan selutut warna biru gelap terlihat berdiri anggun sembari menunggu jalanan sepi. Mendekap berkas pekerjaan pembunuh hari, menunggu aman untuk di seberangi, tatapan sendu dan raut wajah letih memancarkan pesona tersendiri. Hanya mampu menatap dan berlalu mengagumi.

     Lengang jalanan membangkitkan pertanyaan pertanyaan siapakah dirinya?, wanita muda  yang dengan anggunnya turun dari sebuah angkutan umum media perjalanannya. Momen kekaguman yang dengan begitu saja terlewatkan, tanpa sapaan, tanpa hirauan.

Apakah kau mampu menyeberangi jalanan lengang itu?
Apakah kau telah sampai ke tujuan peraduanmu?
Jangan lupa kunci pintumu, malam menjelang larut tidak baik untuk dirimu.
Masih ada esok pagi yang menanti senyummu.

     Jika esok aku bertemu denganmu, akan kucoba menyapa dan mengetahui siapa sebenarnya dirimu, yang begitu misteriusnya di kacamataku, atau mungkin aku hanya akan menatap dan berlalu mengagumimu?. 

Rabu, 02 Maret 2016

A Glass Of Coffee And A Conversation About Your Story



When our heart completely healed from the latest pain that we had got, We should try to keep it alive.

     Seperti musim hujan yang tak ingin tergantikan dengan kemarau yang panjang. Angin ketidak relaan yang berhembus kencang dengan sisa embun penghujan melambaikan perpisahan. Hujan dan mendung yang dulu selalu riang berubah bosan mencoba terlupakan. Hadir ketidak nyamanan yang  menampilkan kenangan dalam setiap lamunan. Tertuang dalam lembar lembar catatan, catatan sebuah kenangan.

     Terakhir kita bertatap muka ketika kau meminjam beberapa buku yang telah terbaca olehku, 4 tahun yang lalu, hingga sekarang pun aku begitu penasaranya untuk bertemu kembali denganmu. Sedikit cara kulakukan untuk kembali berada dalam lingkunganmu, yang dulu sempat kulakukan secara menggebu. Hingga rasa yang indah itu mampu melukaimu, tidak ada sedikitpun terbesit dalam benakku untuk melukaimu.  Kau berlalu, menjejakkan kaki di dunia baru, dengan berbagai macam warna warni melingkupi ruang hidupmu, tapi aku hanya melihat biru.

     Ingatanku akan dirimu melambat pelan mencoba kabur. Menampilkan potret memburam yang tertelan pekatnya temaram. Mengingatmu seakan menjadi kegiatan yang menyulitkan, hanya mampu mengingat momen keberadaan dirimu tanpa ada raut indah wajahmu. Semakin membuatku penasaran seperti apa ekspresimu. Apakah kau masih tersenyum seperti dahulu? Apakah gincu merahmu membuat kau secantik dahulu? Atau malah membuatmu kaku?.

     Aku ingin sekali berbincang denganmu, bercerita tentang masa lalu, cerita cerita yang belum pernah ku ketahui setelah kepergianmu,  hingga rencana rencana rahasiamu yang hanya dirimu yang tahu tentu. Aku ingin mendengar langsung darimu. Duduk saling berhadapan bertatapan, di sebuah meja kecil dengan 2 cangkir kopi hitam menemani, mungkin kau bisa mengganti kopi dengan minuman yang lain jika kau tidak suka kopi.

Blog Am I Coward telah migrasi ke rumah baru, link di bawah ini akan mengantarkan anda ke rumah barunya   hudiyawan.id   Maaf ata...