Rabu, 20 April 2016

Every Ordinary People Deserves Extraordinary Love Story


Aku bukan seorang musisi, yang menciptakan lagu cinta yang mampu membuatmu tersipu dengan lirik lirik penuh dengan kecintaanku padamu.
Aku bukan seorang pelukis, yang menciptakan karya goresan goresan indah wajahmu dalam kanvas yang terpajang di sudut kamarku.
Aku bukan seorang pujangga, yang menciptakan karya alunan tinta pena penuh cinta di dalam buku usang yang menceritakan indahnya jatuh cinta.
Aku hanya seorang yang biasa, seorang yang memilihkan lagu cinta yang kupaksakan di ciptakan untukmu, seorang yang dengan jelas mampu mengingat sosokmu, wajahmu, gerak gerikmu, dan setiap gesture tubuhmu, seorang yang hanya mampu menulis paragraf paragraf cacat tentang perasaan yang begitu saja muncul secara tiba tiba ketika kau didekatku.
Aku hanya seorang yang biasa, seorang yang berhak mendapatkan kisah cinta yang luar biasa.

Sabtu, 16 April 2016

There Is A Words That I Wanna Say To You

     Memikirkanmu itu seperti menanti hujan di akhir musim, tidak tahu kapan hujan itu muncul, ketika muncul aku tak tahu kapan hujan itu akan berakhir. Tanpa ada prediksi, tanpa ada presisi. Seperti itu kau hadir di pikiranku tanpa sekalipun aku mencoba untuk memikirkanmu. Punggungmu membelakangiku, bayanganmu menuntunku. Hanya perlu siluet wajahmu untuk aku mengenalmu, kau yang kukenal 7 tahun yang lalu, di sebuah momen kebetulan di sebuah kampus biru.
     Kau tak secantik matahari pagi, tak seanggun senja merah sore hari, kau tak seindah gemerlap malam di hamparan langit berbintang. Di dalam sadarku kau secantik embun pagi yang terbias sinar mentari, kau seanggun temaramnya langit menyambut purnama yang biru, kau seindah bintang Altair, bagian dari rasi bintang Aquila, sesosok malaikat pelindung dalam mitologi, bintang paling terang dari semua bintang di rasi Aquila.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti kata yang belum terucapkan oleh lilin kepada gelap yang menjadikan terang.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti kata yang belum terucapkan oleh aku dan kamu yang menjadikan kita.

Kamis, 14 April 2016

Jasmine Are Red, It Suddenly Shinning Bright

     Dia melenggang kebingungan di sebuah minimarket yang telah lama terpugar, 7 tahun yang lalu. Percakapan singkat perihal bahan ospek berlalu begitu saja tanpa tahu nama tanpa tahu siapa sebenarnya dirinya. Satu fakultas, satu jurusan, satu kelas, sebuah kebetulan yang susah untuk dinalar, di tambah satu kelompok belajar yang semakin berat untuk di nalar. 
     Masa kuliah berlalu, di isi dengan canda tawa, tangis haru, bersama sama sahabat baru, tanpa ada rasa, tanpa ada suka, seperti keluarga.   Dia lebih dahulu menyelesaikan kuliahnya, tepat waktu tentunya. Kelulusan bukan menjadi kendala dalam komunikasi, karena kita memang dekat dan selalu siap dan saling mengerti. Aku masih tetap berkutat dengan kelulusanku meskipun terkesan terlambat, namun aku sanggup menyelesaikan pendidikanku. 
     Kembali kita dipertemukan di suatu momen pengesahan kelulusanku, wisuda yang terjadi beberapa hari yang lalu, dia datang menyambutku, membawa sekuntum bunga mawar merah yang memang aku paksakan untuk momen kelulusanku. Mawar itu terlihat sendu, terkalahkan oleh sesosok wanita yang kala itu dihadapanku, mawar merah berubah kelabu. Diganti senyum indah merambah kalbu. Menghadirkan pertanyaan baru.

Apakah aku melewatkanmu bertahun tahun yang lalu? 

Blog Am I Coward telah migrasi ke rumah baru, link di bawah ini akan mengantarkan anda ke rumah barunya   hudiyawan.id   Maaf ata...