Masih teringat di kepalaku ketika
kau tersipu malu ketika kupuji dirimu perihal indahnya kedua bola matamu yang
berpendar kecoklatan ketika di terpa sinar mentari, di depan mushola SMA kita
dulu, disela sela jam istirahat pelajaran.
Lagi lagi untuk kesekian kalinya kau
membuat ku terpesona. Seperti itulah cinta menurutku, aku hanya sanggup
menyebutkan momen momen tentang cinta, ciri cirinya, karena memang aku tak sanggup
mendefinisikan apa makna cinta sebenarnya, hanya sanggup menyebutkan momen momennya, ciri cirinya. Bukankah Romeo tidak
mendefinisikan cinta terlebih dahulu untuk bisa mencintai Juliet? Bukankah Raja
Klonosewandono tak pernah berteori "cinta adalah..." sebelum dia
meminang dewi Songgolangit. Cinta adalah jawaban, bukan pertanyaan, Dan aku
tahu, kita akan mengerti jika terus menikmatinya sebagai jawaban atas
pertanyaan pertanyaan kita.
Barangkali
benar, cinta adalah momen momen indah ketika aku dan kamu menjadi kita
yang saling mengisi di setiap suka dan
duka. Namun, pastilah itu bukan cinta, sebab, kini aku merasa cinta selalu tak pernah tepat
ketika berusaha didefinisikan, aku tak mau membatasinya dengan kata
"adalah" atau "pastilah",aku tak mau merusak ingatanku tentang
dua anak manusia berjalan beriringan menuju mushola untuk sekedar sholat dhuha bersama. Sebab,
aku tahu kau sudah tak begitu tertarik dengan kisah kita di masa lalu ketika
aku mulai meraba raba cinta.
Andai
saja tidak ada ingatan. Mungkin, kita tak perlu risau terhadap jejak yang kita tinggalkan.
Biarlah masa lalu jadi milik masa lalu. Maka, kini menjadi milik masa kini. Dan,
esok menjadi milik esok saja. Kalau saja begitu. barulah aku bisa
mendefinisikan apa itu cinta.
Memang
benar juga apa kata Pablo Neruda di salah satu quotenya.
"Love is short,
forgetting is so long"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar