Terkadang seseorang yang baru
pertama kali kita temui pun mampu memberikan secercah semangat yang bahkan
teman terdekat kita belum mampu memberikan. Profesi seseorang yang di negara
yang berpenduduk terbanyak nomer 3 di dunia
hanya ada kurang lebih dari 800 orang, sayangnya profesi ini hanya
terpusat di kota kota besar saja. Bahkan di Jepang rasio profesi ini dengan
populasi penduduk 1:1000 sedang kan di Indonesia 1:500000. Profesi di bilang
kurang tersebar di sejumlah wilayah
Negara Indonesia ini adalah psikiater.
Hari itu, seorang pemuda
seperempat abad beranjak bangun dari tidur lelapnya, matahari belum nampak,
tapi secara mengejutkan pemuda yang bernama Pip itu terbangun dengan sigapnya.
Sudah beberapa tahun ini Pip bukan seorang manusia pagi, dia selalu terjaga di
malam malamnya dan terbangun ketika matahari sudah di tengah garis katulistiwa.
Ada perasaan aneh pada dirinya karena memang pagi telah menjadi asing baginya,
karena rutinitas perkuliahannya yang memang belum terselesaikan membuat jam
berkegiatanya tertukar. Beranjak dia
dari tempat tidur empuknya, segera menuju kamar mandi, membasuh muka dan
bergegas menuju meja di samping dapur yang sementara ini menjadi tempat
bersemayam laptop kesayangannya, Sembari mengecek beberapa postingan blognya yang
sepi tentunya, tulisan tulisan yang berharap di baca oleh orang orang yang
berkunjung di blog itu.
Waktu telah menunjukkan pukul 8
pagi, dia masih ingat bahwa hari ini ada janji dengan temanya, janji berangkat
bersama untuk bertemu dengan seorang dokter
gigi magang yang baik hati mau memberikan servis gratis untuk sekedar
membersihkan plak plak pada gigi Pip yang telah kotor akibat kebiasaan
merokoknya yang kian menjadi jadi. Sebelum mandi dia bergegas mengambil
smartphone dan menghubungi temannya. Lokasi janjian kali ini di depan gedung
fakultas tempat Pip dan temannya kuliah. Dengan motor matic kesayanganya dia
berangkat menuju gedung fakultasnya. Tak membutuhkan waktu yang cukup lama
mereka berdua bertemu, tanpa basa basi Pip segera mengajak temannya menuju
lokasi klinik dokter magang tersebut, Baru saja mereka menginjakkan kaki di
parkiran fakultas, Pip mendapatkan kabar dari dokter magang tersebut bahwa hari
ini praktek pembersihan gigi di batalkan karena ada sesuatu hal yang mendadak,
dan ritual pembersihan gigi itu akan di ganti esok harinya. Akhirnya mereka
berdua kembali ketempat di mana mereka bertemu di pelataran gedung fakultas
sambil berdebat tentang kegiatan apa saja yang hari ini akan di lakukan.
Perdebatan kali ini cukup sengit
Pip ingin nongkrong di salah satu pujasera kampus, dan temanya ingin wifi an di
salah satu instansi pemerintahan berbasis IT. Perdebatan yang cukup sengit itu
terhenti setelah tanpa sadar mereka berada di samping ruang Psikologi. Karena
memang mereka berdua masih bermasalah dengan pengerjaan skripsinya, tanpa ada
kata sepakat mereka berdua mengetuk pintu ruang psikologi. Tanpa sedikitpun
gentar mereka masuk ke ruang itu, dan bertemu dengan seorang pria rapi dengan
kemeja bergaris dengan dominasi warna cokelat,
bercelana hitam berbahan kain, dengan sepatu hitam mengkilap, tentunya
rambut klimisnya yang tetap menjadi tatapan awal mereka. Dengan nada sopan Pria
tersebut mempersilahkan duduk kepada keduanya. Pip dan temannya terlihat belum
mau mengawali percakapan sebelum
dipersilahkan, Intonasi Pria ini begitu dalam lebih terdengar menenangkan,
setelah pertanyaan dari pria itu untuk mengawali percakapan yang memang dia
terlihat ahli dalam bidang nya, Pip mengutarakan maksud kedatangan meraka
walaupun penuh spekulasi, tanpa ada persiapan. Kali ini Pip mengutarakan
permasalahannya perihal skripsi yang telah lama terbengkalai, dari hal yang di
bicarakanya, dia terdengar ingin kembali semangat dalam pengerjaan skripsinya,
walaupun ketakutanya bertemu kembali dengan dosen pembimbingnya menjadi
penghalang baginya untuk kembali semangat.
Dengan penuh antusias Pria yang
berprofesi sebagai psikiater di fakultas tempat Pip kuliah ini mendengar kan
ocehan ocehan yang terdengar serius. Hingga Pria itu bertanya penyebab dari
terbengkalainya skripsi itu. Pip pun kembali menjelaskan penyebabnya, dia
terlihat ragu untuk memulai alasan nya. Dia menarik nafas dalam dalam dan
segera memberikan salah satu alasanya, dengan sedikit malu Pip menyebutkan
salah satu penyebabnya, dan alasan yang terlintas di pikirannya kali itu adalah
masalah berakhirnya jalinan asmara.
Sebelum Pip memulai alasan asmaranya, dengan nada yang meninggi dan masih
terdengar sopan, pria itu menyarankan bahwa seharusnya Pip datang ke ruangan
itu jauh jauh hari setelah kisah asmaranya berakhir, dan kemudian Pria itu
mempersilahkan Pip untuk memulai ceritanya.
Pip berusaha menceritakan
kisahnya secara garis besar tanpa mendetail, karena memang pria yang di ajak
bicara ini adalah seseorang yang memang baru pertama di temui. Pria itu
mengubah posisi tanganya, yang sebelumnya mendengarkan dengan tangan bersedekap
di atas meja, kini posisi tangannya berubah mengatupkan kedua telapak tangannya
dan di taruhnya di dekat mulutnya, terlihat antusias pria itu mendengat ocehan
Pip. Setelah Pip selesa bercerita, pria itu pun memberikan beberapa solusi
solusi yang cukup melegakan, solusi pertama tentang permasalahan skripsinya
terdengar lebih rasional dan tentunya tidak ada permasalahan yang perlu di
takuti kecuali ketakutan untuk bertemu dengan dosen pembimbing, cukup
menunjukkan keberanian sebelum menghadap dosen tersebut, dan tentunya Pria
tersebut memberikan petuah petuahnya yang secara ajaib membuat Pip kembali
semangat dan cukup berani untuk menghadap kembali. Petuah ajaib karena memang
petuah petuah sebelumnya dari curhatan Pip dengan teman teman terdekatnya tidak
mampu memberikan semangat Pip untuk maju melangkah. Hingga akhirnya Pria
tersebut memberikan petuah petuah kehidupan tentang masalah asmara. Pria itu
kemudian bercerita tentang kisah asmaranya yang bertahan selama 8 tahun bersama
hingga menuju pelaminan. Kisah kisah yang terkesan heroic menurut Pip, karena
memang kisah yang di alami Pria tersebut penuh liku liku. Karena memang istilah
yang jaman sekarang mereka sebut pacaran, dan itu selama 8 tahun bukan hal yang di lewati dengan suka
cita, tentunya ada konflik konflik yang terdengar sangat ekstrim oleh Pip,
karena memang Pip belum pernah mendapatkan kejadian yang ekstrim di dunia
percintaan kecuali di putus oleh pasangan. Kisah yang terinspirasi oleh Seorang
Psikiater ini membuat Pip yang sebenarnya sudah move on kembali berapi api
mengobarkan semangat juangnya. Senyum selalu tersungging dari bibrnya,
Percakapan yang terdengar serius ini pun akhir nya sedikit demi sedikit mencair
lebih santai. Terlihat kelegaan dari raut wajah Pria itu, karena sepertinya
petuah petuah darinya mampu sedikit mengobarkan semangat Pip, dan tentunya Pip
lebih lega juga karena ada setitik harapan yang harus dia kejar.
Tak terasa perbincangan itu cukup
menyita banyak waktu, Akhirnya Pip dengan senyuman yang masih belum hilang
berpamitan kepada Pria itu. Teman Pip yang sejak tadi duduk diam mendengarkan
mulai mencoba memulai percakapan masalah pribadinya dengan pria itu, dan Pip
memilih ijin keluar ruangan dan menunggu. Selang beberapa lama Temannya keluar
dari ruang psikologi, tentunya dengan
senyum diraut mukanya. Ajaib memang karena percakapan percakapan dengan
seseorang yang baru mereka temui itu mampu menyunggingkan senyum semangat.
Psikiater memang bukan orang terdekat mereka tapi setidaknya seorang psikiater
adalah seorang pendengar yang baik, walaupun terkadang kita tidak tahu apakah
dia benar benar mendengar dengan antusias atau tidak. Terlihat antusias saja
sudah cukup menenangkan. Karena kita tahu seorang psikiater tak pernah
mempermalukan pasien yang di hadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar