Selasa, 14 Juni 2016

Daydreaming Before I Meet You



 May, 19th 2016

Aku tak pernah tahu apa yang ada di dalam pikiranmu. Selama pertanyaan itu masih ada dalam benakku. Segelas kopi yang sedari tadi membisu, di sebuah teras baru di sebuah Stasiun Kota Baru. Sembari menunggu kereta yang terlambat sudah setengah jam yang lalu.

Stasiun itu ramai, kursi tunggu telah penuh dengan orang orang yang telah menungggu, keterlambatan kereta memang sedikit mengganggu. Terlihat taman yang masih baru, menawarkan sedikit tempat untuk termangu. Hanya penjaja kopi instan yang masih semangat merayu, tentu saja aku memesan satu, membunuh waktu.

Rindang memang menawarkan teduh kenyamanan,dari terik yang merindu hujan, yang terakhir basah dua minggu yang lalu. Langit cerah membiru, awan putih hanya terlihat di langit bagian barat kota itu. Mereka hanya terlihat mengitari gugusan gunung, di dataran tinggi kota Batu, di balik gedung gedung kampus biru.

Kopi instan yang tadi panas kini berubah dingin, bunyi khas stasiun pertanda datangya kereta telah menggema, gerbong nomor 3, di tempat duduk nomor 8A, tepat di samping jendela.Kopi yang belum terjamin kenikmatanya pun tertinggal dengan tergesa, sisa setengah gelas, tanpa ada niatan untuk menghabiskannya.

Tujuanku bukan Swedia, walaupun ada mimpi untuk kesana, masih ada langkah langkah lain sebelum aku  kesana. Tujuanku kali ini ke Kota mu, bukan untuk bertemu dengan mu, sekedar berada disana untuk merasakan suasana dimana kau berada, di tempat kau terlihat bahagia. Walaupun ada setitik rasa untuk bertemu,melepas rindu, sembari bercerita tentang masa lalu ketika pertama kalinya kita bertemu, 7 tahun yang lalu.

Aku belum siap untuk berjumpa denganmu, tentu saja kau pasti tersenyum ketika bertemu denganku, seperti biasanya ketika kita saling bertemu. Setidaknya biarkan aku bersiap dahulu, agar senyuman itu tak hanya muncul ketika kita bertemu, senyuman itu selalu muncul ketika rasa terima kasihku terucap ketika sarapan pagi telah siap dihadapanku.

2 komentar:

  1. Woooww.... saya suka sekali cerpen ini...
    yang saya sukai dari cerpen ida adalah gaya penulisan-nya dan gaya pemilihan bahasa-nya
    saya salah satu orang yang suka menbaca cerpen anda..

    saya berasal dari Timor-Leste

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Este Amaral atas apresiasinya.
      Maafkan saya atas keterlambatan saya mengetahui apresiasi anda.
      Terima kasih telah membaca karya cacat saya, semoga anda menyukai tulisan saya, semoga anda tetap menjadi orang yang gemar membaca.

      Sekali lagi terima kasih, God bless you!

      Hapus

Blog Am I Coward telah migrasi ke rumah baru, link di bawah ini akan mengantarkan anda ke rumah barunya   hudiyawan.id   Maaf ata...